Polarisasi Politik dan Ancamannya terhadap Masa Depan Demokrasi

Selasa, 30 Desember 2025 | 21:45:36 WIB
Ilustrasi demokrasi di Indonesia. (Beritasatu.com/Gemini AI)

Jakarta,sorotkabar.com - Polarisasi politik menjadi tantangan serius dalam demokrasi modern. Perbedaan pandangan yang semula wajar dapat berubah menjadi perpecahan tajam ketika sikap saling memahami digantikan oleh kecurigaan dan permusuhan.

Fenomena tersebut muncul ketika masyarakat terbelah ke dalam kelompok-kelompok politik yang berseberangan secara ekstrem. Setiap kubu cenderung menganggap pandangannya paling benar, sementara pihak lain diposisikan sebagai ancaman.

Jika dibiarkan, polarisasi politik tidak hanya memicu konflik sosial, tetapi juga berpotensi merusak fondasi demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, memahami konsep, penyebab, dan dampaknya menjadi langkah penting untuk menjaga keberlangsungan demokrasi di masa depan.

Apa Itu Polarisasi Politik?
Dalam KBBI, polarisasi diartikan sebagai pembagian atas dua bagian atau lebih pada pihak yang berlawanan.

Sedangkan menurut Miriam Budiardjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik menguraikan bahwa politik merupakan aksi kolektif untuk menentukan peraturan bagi masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik.

Dengan dua definisi ini, polarisasi politik dapat diartikan sebagai pembagian masyarakat terhadap pandangan politik yang dimiliki.

Polarisasi politik terjadi ketika masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok dengan pandangan politik yang sangat berbeda. Perbedaan ini sering kali sulit dijembatani karena sikap yang ekstrem.

Polarisasi tidak hanya terlihat pada pilihan politik, tetapi juga pada identitas, nilai, dan kepercayaan yang dianut masyarakat.

Pada tingkat yang paling ekstrem, polarisasi membuat setiap kelompok melihat pihak lain bukan sekadar berbeda pendapat, tetapi sebagai “lawan” atau “musuh”.(*)

Halaman :

Terkini