Bangkinang,sorotkabar.com - Selama dua pekan terakhir, Kabupaten Kampar diterjang peristiwa kebakaran lahan yang telah terjadi berulang kali.
Hari ini, Jumat (7/11/2025) si jago merah kembali mengamuk di seberang gardu induk PLTA Koto Panjang di Desa Merangin, Kecamatan Kuok.
Posisi kebakaran persis berada di pinggir jalan nasional Riau-Sumbar sehingga menjadi perhatian pengendara yang lewat. Belum didapatkan data pasti berapa hektare lahan hangus terbakar di lokasi ini. Beberapa masyarakat memperkirakan belasan hektare.
Dari pantauan CAKAPLAH.COM di lokasi sekira pukul 11.45 WIB, aktivitas pemadaman masih berlangsung. Beberapa petugas dari berbagai instansi bersama personel TNI dan Polri terlibat untuk memadamkan amukan si jago merah.
Di antaranya dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kampar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, dan sejumlah pihak serta masyarakat. Karena titik lokasi kebakaran berada di pinggir jalan nasional, menyebabkan laju kendaraan di lokasi ini agak melambat dan beberapa kali terjadi penumpukan kendaraan.
Asap tebal tampak keluar dari lahan yang sudah terbakar cukup luas. Abu-abu sisa kebakaran beterbangan. Sementara itu dari beberapa wilayah sekitarnya hingga ke Kota Bangkinang, bau asap sudah mulai tercium. Langit Kampar tak begitu terang, seperti mendung, namun cuaca semakin panas.
Hingga berita ini dikirimkan ke redaksi pukul 16.40 WIB, didapatkan kabar bahwa api masih belum bisa dipadamkan secara total.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kampar, Agustar, melalui Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Edison, kepada wartawan Jumat siang mengatakan, kemungkinan penyebab kebakaran lahan di Desa Merangin ini sama seperti di Desa Bukit Melintang, Kecamatan Kuok, dan Desa Salo Timur, Kecamatan Salo, beberapa hari lalu.
Mereka menduga bahwa kebakaran terjadi akibat adanya aktivitas pembukaan lahan untuk berkebun dengan cara dibakar.
Upaya pemadaman di Desa Bukit Melintang, Selasa (28/10/2025) lalu, sempat melibatkan dua unit helikopter water bombing dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat dan semua pihak agar tidak lagi melakukan pembakaran lahan untuk kepentingan membuka kebun. “Kita sudah melakukan kegiatan pencegahan. Surat edaran juga sudah disampaikan kepada camat dan desa,” cakap Edison.
“Kemungkinannya tidak pernah tidak disengaja. Ini karena disengaja karena ada yang buka kebun di situ,” beber Edison.
Mengenai penindakan terhadap terduga pelaku, menurut Edison bukan wewenang pihaknya.
"Kami hanya sekedar mematikan api saja,” ulasnya.
Sementara di tempat terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Yuricho Efril, ketika dihubungi via ponselnya, Jumat (7/11/2025) mengatakan, akibat kebakaran lahan yang menghantam Kampar beberapa hari terakhir, suhu udara di Kampar tiga hari lalu yang diukur menggunakan alat pengukur suhu di DLH Kampar sudah mencapai 37 derajat celcius.
Pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat agar jangan membakar lahan dan membuang puntung rokok sembarangan serta tidak membakar sampah. “Karena ini akan berdampak kepada masyarakat luas,” kata Yuricho.
Sebagian Lahan Dibakar untuk Berkebun
Dugaan kebakaran lahan beberapa hari terakhir di Kampar akibat adanya ulah oknum masyarakat yang akan menggunakan lahan tersebut untuk berkebun semakin menguatkan kecurigaan beberapa pihak.
Hal itu juga diungkapkan Camat Salo, Sofiandi, kepada CAKAPLAH.COM. Hal itu bisa dilihat di bekas lahan terbakar di Desa Salo Timur beberapa hari lalu yang kini telah ditanami bibit kelapa sawit. “Sampai sekarang tak dapat tersangkanya,” beber pria yang akrab disapa Andi ini.
Ia mengungkapkan, di Kecamatan Salo telah terjadi beberapa kali peristiwa kebakaran di beberapa titik. Di antaranya di Desa Salo, tepat di belakang Batalyon Yonif 132. Kebakaran di sini cepat bisa diatasi. Kemudian kebakaran lahan terjadi lagi di Desa Salo Timur. Di sini ada beberapa titik dan tingkat kesulitan pemadaman cukup tinggi karena lahannya gambut.
Tidak itu saja, masyarakat di Desa Sipungguk juga heboh karena ada kebakaran lahan kebun masyarakat dan sudah bisa diatasi.(*)