Washington, sorotkabar.com -Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa penandatanganan deklarasi penyelesaian konflik antara Thailand dengan Kamboja akan berlangsung di hadapannya saat tiba di Malaysia.
"Saya sedang dalam perjalanan menuju Malaysia, dimana saya akan menandatangani Kesepakatan Damai yang luar biasa, yang dengan bangga saya mediasi antara Kamboja dan Thailand," ujar Trump di akun Truth Social.
Dalam unggahannya, Trump juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Ibu Suri Thailand (Sirikit). "Saya menyampaikan belasungkawa kepada Rakyat Thailand yang Agung.
"Saya akan bertemu dengan Perdana Menteri mereka yang luar biasa (Anutin Charnvirakul) saat kami mendarat.
Untuk mengakomodasi semua orang dalam acara besar ini, kami akan menandatangani Perjanjian Damai segera setelah kedatangan," tambahnya.
Trump akan tiba di Malaysia dalam kunjungan kerja pada hari Minggu pukul 10.00 waktu setempat. Ia akan menghadiri KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai tamu kehormatan.
Selain mengawasi penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja, agendanya meliputi perundingan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan penyelesaian kesepakatan perdagangan.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul membatalkan kunjungannya ke Malaysia karena wafatnya Ibu Suri Sirikit.
Janda mendiang Raja Bhumibol (Rama IX) dan ibu dari Raja Maha Vajiralongkorn (Rama X) yang berkuasa, yang meninggal dunia pada Jumat di sebuah rumah sakit di Bangkok di usia 93 tahun.
Namun, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Charnvirakul diperkirakan akan kembali ke Malaysia pada Sabtu malam atau Minggu pagi untuk menandatangani deklarasi gencatan senjata dengan Kamboja.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara Thailand dan Kamboja berubah menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, dengan kedua negara tetangga saling tembak-menembak artileri dan serangan udara.
Kedua belah pihak melaporkan adanya korban jiwa, termasuk warga sipil. Pada 4 Agustus, mereka mengumumkan gencatan senjata segera, yang diikuti oleh kesepakatan resmi mengenai implementasinya beberapa hari kemudian.(*)