Kuala Lumpur, sorotkabar. com. - Malaysia dan Pakistan mengutuk segala bentuk Islamofobia (kebencian/prasangka buruk terhadap Islam), xenofobia (kebencian terhadap hal-hal asing) serta hasutan terhadap kekerasan.
Hal itu disampaikan dalam pernyataan bersama antara Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dengan Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif, usai pertemuan keduanya di kompleks kantor Perdana Menteri Malaysia (Perdana Putra), di Putrajaya, Malaysia, Senin.
Kedua pemimpin dalam pernyataannya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tindakan bersama melawan intoleransi, stereotip negatif, stigma, diskriminasi, dan kekerasan terhadap individu berdasarkan agama atau keyakinan.
PM Anwar maupun PM Sharif menekankan pentingnya mengembangkan sikap saling menghormati, toleransi, dan pemahaman antaragama, budaya, dan bangsa, sesuai dengan resolusi PBB yang relevan, termasuk Resolusi Dewan HAM 16/18 dan Resolusi 53/1.
Kedua pemimpin menyambut baik adopsi Resolusi Majelis Umum PBB 76/254 dan 78/264, yang menegaskan pentingnya Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia, dan mendorong Sekretaris Jenderal PBB untuk menyusun Rencana Aksi bersama negara-negara anggota guna secara efektif menangani Islamofobia dan bentuk-bentuk kebencian agama lainnya.
Kedua pemimpin juga menyambut penunjukan Miguel Ángel Moratinos Cuyaubé dari Spanyol sebagai Utusan Khusus PBB untuk Memerangi Islamofobia pada 7 Mei 2025, yang juga menjabat sebagai Perwakilan Tinggi untuk Aliansi Peradaban PBB, dan menyatakan dukungan terhadap mandatnya sebagai bagian dari upaya internasional bersama untuk melawan intoleransi dan mempromosikan koeksistensi damai.
Dalam pertemuan itu, Malaysia dan Pakistan juga menyampaikan pandangannya tentang genosida yang berlangsung di Gaza.
Kedua pemimpin menegaskan dukungan bagi pemenuhan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri serta pembentukan negara Palestina yang berdaulat, berkelanjutan, utuh, dan merdeka berdasarkan perbatasan pra-Juni 1967 dengan Al-Quds Al-Sharif (Yerusalem Timur) sebagai ibu kotanya.
Mereka juga menyerukan gencatan senjata permanen tanpa syarat, penghentian blokade Gaza, perlindungan terhadap warga sipil, dan aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan bagi para korban.
Kedua pemimpin menekankan pentingnya solusi yang adil dan langgeng untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan, serta memuji upaya komunitas internasional dalam mencari langkah-langkah praktis menuju pengakuan kenegaraan Palestina.
Sementara itu terkait peningkatan hubungan bilateral kedua negara, PM Anwar dan PM Sharif membahas peningkatan kerja sama dua negara di berbagai bidang, salah satunya perdagangan.
Malaysia menyampaikan niat untuk memperluas ekspor minyak sawit ke Pakistan, sejalan dengan meningkatnya permintaan di sektor pengolahan makanan dan manufaktur Pakistan.
Kedua pemimpin sepakat untuk memastikan rantai pasokan yang stabil dan berkelanjutan, sambil menegakkan praktik yang ramah lingkungan.
Kedua pemimpin melihat adanya peningkatan permintaan global terhadap produk dan jasa halal, dan sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang halal.
Kedua negara juga berkomitmen untuk memfasilitasi pengakuan bersama sertifikasi halal, memperkuat pasokan makanan halal dan produksi produk halal, serta berbagi praktik terbaik dalam sertifikasi halal.(*)