Jakarta,sorotkabar.com – Nelayan di wilayah Cilincing, Jakarta Utara, mengeluhkan banyaknya sampah dan limbah yang mencemari perairan sekitar kolam labuh Dermaga Cilincing.
Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu aktivitas melaut, tetapi juga berdampak langsung pada hasil tangkapan, terutama kerang hijau yang banyak mati saat hendak dipanen.
Berdasarkan pantauan di lokasi, terlihat hamparan sampah menumpuk di kolam labuh yang terintegrasi dengan kolam retensi dermaga nelayan Cilincing. Sampah didominasi plastik dan kayu yang terbawa arus dari laut maupun dari permukiman warga.
Salah satu nelayan, Darsim, mengaku aktivitasnya kerap terganggu karena baling-baling perahu tersangkut sampah. Akibatnya, perahu sulit bergerak dan nelayan terhambat saat melaut.
“Kalau lagi banyak sampah, kipas tidak bisa jalan mesinnya, bisa terganggu. Sampah kadang dari laut juga, ada yang dari kali, dari permukiman warga, hanyut ke muara,” kata Darsim di lokasi, Selasa (26/8/2025).
Selain masalah sampah, nelayan juga menghadapi persoalan limbah yang mencemari perairan. Darsim menuturkan, limbah yang muncul terutama saat musim hujan membuat kerang hijau mati massal.
“Kalau ada limbah, kerang bisa mati total. Kalau mati semua, nelayan bisa rugi sampai 90 persen. Panen gagal, tubuh kerang membusuk lama, bahkan bisa berbulan-bulan,” ungkapnya.
Meski petugas kebersihan kerap mengangkut sampah di kawasan tersebut, jumlah sampah dan limbah yang datang setiap hari tidak berkurang. Menurut para nelayan, penanganan selama ini belum cukup efektif.
“Petugas suka angkutin sampah, tetapi setiap hari datang lagi. Kalau limbah, kita juga tidak tahu asalnya dari mana, apakah dari perusahaan atau kapal. Tiba-tiba saja ada,” tambah Darsim.
Nelayan Cilincing berharap pemerintah lebih serius menangani persoalan sampah dan limbah laut ini. Mereka meminta langkah konkret agar ekosistem laut terjaga dan aktivitas melaut bisa kembali normal.(*)