BMKG Sebut Bibit Siklon Tropis 96S Ancam Periaran Labuan Bajo

Sabtu, 27 Desember 2025 | 23:04:41 WIB
Tim SAR menyisir perairan mencari empat turis Spanyol yang hilang saat KM Putri Sakinah tenggelam di Pulau Padar, Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu (27/12/2025). (Beritasatu.com/Albertus Pepi Kurniawan)

Labuan Bajo,sorotkabar.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, berpotensi mengalami gelombang tinggi hingga akhir 2025. Kondisi tersebut dipengaruhi keberadaan bibit siklon tropis 96S.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran menjelaskan, hingga pengujung tahun, gelombang di perairan bagian utara relatif mulai menurun. Pada 31 Desember 2025, tinggi gelombang di wilayah tersebut diperkirakan berada di kisaran 0,7–1,16 meter.

“Namun, wilayah perairan selatan masih perlu diwaspadai,” ujar Maria seperti dilansir dari Antara, Sabtu (27/12/2025).

Ia menyampaikan penjelasan tersebut menyusul insiden tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah saat berlayar di perairan Pulau Padar pada Jumat (26/12/2025) malam.

Menurut Maria, pengaruh bibit siklon 96S menyebabkan kondisi cuaca didominasi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Sementara itu, tinggi gelombang di perairan selatan hingga 31 Desember 2025 diperkirakan berada pada kategori sedang, yakni sekitar 1,25–2,5 meter.

“Prakiraan tinggi gelombang masih berpotensi meningkat sewaktu-waktu, terutama ketika terjadi hujan yang disertai petir,” katanya.

Terkait kecelakaan kapal wisata KM Putri Sakinah yang mengakibatkan empat wisatawan masih dalam pencarian dan tujuh penumpang berhasil dievakuasi, Maria menjelaskan kapal tersebut diduga tenggelam akibat gelombang alun atau swell.

Ia menambahkan, sejak 25 Desember 2025, wilayah perairan tersebut telah dipengaruhi bibit siklon 96S yang sebelumnya berupa daerah tekanan rendah sebelum berkembang menjadi bibit siklon tropis.

“Di pusat bibit siklon terjadi berbagai fenomena cuaca, termasuk gelombang tinggi. Gelombang tersebut dapat menyebar hingga menjalar ke perairan Taman Nasional Komodo. Peristiwa semalam diduga disebabkan oleh swell, karena berdasarkan laporan Basarnas dan KSOP, kondisi angin saat itu tidak tergolong kuat,” jelasnya.

Maria menerangkan, gelombang kiriman dari pusat badai yang memasuki perairan sempit di kawasan kepulauan dapat mengalami peningkatan tinggi punggung gelombang sehingga berisiko menimbulkan kecelakaan laut.

Ia pun mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk selalu memantau informasi resmi serta peringatan dini yang dikeluarkan BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang setempat.(*)

Halaman :

Terkini