Batam, sorotkabar.com - Pjs Wali Kota Batam, Andi Agung prihatin dengan pengelolaan sampah hingga truk pengangkut sampah yang tak layak pakai. Andi menyebut hanya 20 persen truk pengangkut yang layak.
"Keluhan masyarakat, saya langsung turun ke lapangan. Saya baru saja meninjau beberapa titik termasuk TPA Punggur, bengkel Toyota Sekupang, bahkan di bengkel Hino ada puluhan armada sampah yang sudah tidak layak dipakai. Memang tak layak pakai, dan harus diganti. Sudah terduduk semua barang (armada) itu," kata Andi, Sabtu (28/9/2024).
Menurut Andi saat dirinya meninjau pengelolaan sampah di beberapa titik ditemukan 20 persen truk pengangkut sampah yang layak. Untuk 80 persen lagi dalam kondisi memprihatinkan.
"Usai turun ke beberapa titik ada fakta bahwa memang armada kita harus diganti. Dari 140 armada hanya 20 unit yang layak. Karena kalau mau diperbaiki, ongkosnya saja lebih besar dari pada beli armada baru. Untuk armada hanya 20 persen yang baik dan layak, sedangkan sisanya sudah parah kondisinya," ujarnya.
Andi menyebut dalam sidak yang dilakukannya, ditemukan bean kontainer yang kondisinya hingga di las. Ia menyebut temuan saat sidak itu akan dibahas bersama DPRD Batam.
"Dengan kondisi yang sudah bolong- bolong atau di las sana- sini tidak akan menjadi solusi. Untuk itu. Ini akan dibahas di APBD murni 2025 bersama DPRD Batam untuk memprioritaskan pembelian armada baru," ujarnya.
Andi menerangkan dari informasi yang didapat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam, dalam satu tahun retribusi sampah mencapai Rp 38 miliar. Ia menyebut retribusi ini harusnya bisa mengatasi permasalahan armada pengangkut sampah.
"Menurut saya dengan anggaran segitu, saya rasa jika dikembalikan ke mereka persoalan sampah akan bisa teratasi. Petugas juga merasa nyaman ketika melaksanakan tugas pengangkutan, karena armadanya memadai," terangnya.
Pjs Wali Kota Batam juga menyoroti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang kurang memadai. Ia menyebut TPS harusnya dibuat di tempat yang mudah dijangkau hingga pengangkutan ke TPA yang tepat waktu.
"Masyarakat ini kan maunya sampah diangkut tepat waktu. Nah, persoalannya kalau telat nanti keluhan ada. Kadang ini juga yang jadi faktor mereka buang sendiri sampahnya, namun sayangnya tidak di tempatnya. Makanya perlu sekali pendataan TPS yang gampang dijangkau masyarakat," ujarnya.(*)