Rusia,sorotkabar.com - Rusia dikabarkan telah meluncurkan kapal selam nuklir Khabarovsk - kapal yang secara khusus dirancang untuk membawa torpedo Poseidon, senjata yang oleh para ahli dijuluki sebagai "pembawa kiamat".
Wakil kepala departemen hubungan internasional iPaper, Isabella Bengoechea, membeberkan detail mengerikan di balik proyek rahasia ini. Kapal selam yang pembangunannya dimulai sejak 2014 ini dirancang untuk bergerak dalam keheningan total, membuat pelacakannya mustahil tanpa teknologi yang sangat canggih.
Yang lebih mengejutkan, Khabarovsk adalah satu dari hanya dua kapal selam di dunia, selain Belgorod milik Rusia, yang mampu mengangkut torpedo mematikan ini. Rusia berhasil membuat kapal selam nuklir Khabarovsk melalui proses pengembangan rahasia yang menggarisbawahi kemampuan rekayasa angkatan lautnya yang canggih.
Kapal selam ini adalah bagian dari Proyek 09851 dan dirancang secara spesifik untuk membawa senjata strategis terbaru Rusia, yaitu drone bawah air bertenaga nuklir Poseidon. Pengembangan ini merupakan respons strategis Moskow terhadap sistem pertahanan rudal global yang dikembangkan oleh AS dan NATO, yang dipandang Rusia sebagai ancaman terhadap kemampuan penangkalan nuklirnya.
Keberhasilan pembuatan Khabarovsk bergantung pada keahlian Rusia dalam teknologi propulsi nuklir dan desain kapal selam yang senyap (stealth). Meskipun spesifikasi detailnya sangat dirahasiakan, kapal selam ini diperkirakan didasarkan pada desain kapal selam kelas Borei yang sudah terbukti, namun dimodifikasi secara khusus untuk peran barunya sebagai kapal induk drone Poseidon.
Insinyur Rusia berhasil mengintegrasikan reaktor nuklir yang ringkas namun kuat, memastikan daya tahan operasional yang lama dan kemampuan untuk beroperasi pada kedalaman laut yang sulit dideteksi oleh sonar Barat.
Proyek Khabarovsk menunjukkan ketekunan Rusia dalam mengejar kemandirian militer di tengah sanksi dan tekanan internasional. Dengan menggabungkan teknologi yang sudah ada dengan inovasi baru yang spesifik untuk misi Poseidon, Rusia mampu mempercepat produksi kapal selam ini.
Keberhasilan ini juga menunjukkan sinergi antara industri pertahanan Rusia dengan lembaga riset nuklir sipil, yang berkolaborasi untuk memproduksi komponen penting yang diperlukan untuk kapal selam canggih ini.
Secara keseluruhan, pembuatan kapal selam nuklir Khabarovsk merupakan pencapaian rekayasa militer Rusia yang signifikan. Keberhasilannya tidak hanya menyediakan platform peluncuran yang efektif untuk senjata strategis Poseidon, tetapi juga memperkuat postur pertahanan Rusia dan menggarisbawahi kemampuan negara itu untuk berinovasi dalam domain peperangan bawah air. Kapal selam ini kini menjadi bagian penting dari strategi penangkalan nuklir Rusia di era keamanan global yang semakin kompleks.
Bukan Senjata Biasa
Torpedo Poseidon bukan senjata biasa. Ditenagai oleh reaktor nuklir dan mampu membawa hulu ledak dua megaton, senjata ini memiliki skenario kehancuran yang mengerikan: menciptakan gelombang pasang raksasa yang bisa menyapu kota pesisir, atau menyebarkan awan radioaktif yang menjangkau wilayah sangat luas, sebagaimana diberitakan surat kabar Inggris iPaper dan Al Jazeera pada Kamis (7/11/2025).
Secara keseluruhan, satu hulu ledak dua megaton dirancang untuk menghancurkan seluruh kota besar atau area metropolitan dengan sangat efektif. Berikut adalah perkiraan area kerusakannya:
Zona Kehancuran Total (Ground Zero)
Di area yang sangat dekat dengan pusat ledakan, radius sekitar 3,6 hingga 5 km (sekitar 40 hingga 80 kilometer persegi) akan mengalami kehancuran hampir total, di mana semua struktur di atas tanah akan runtuh dan hampir 100% fatalitas terjadi.
Zona Kerusakan Parah
Kerusakan parah pada bangunan tempat tinggal dan industri dapat meluas hingga radius sekitar 6,4 km (4 mil), yang mencakup area sekitar 130 kilometer persegi.
Zona Kerusakan Sedang
Kerusakan sedang, termasuk runtuhnya atap, jendela pecah parah, dan kerusakan struktural signifikan lainnya, dapat terjadi hingga radius sekitar 16 km (10 mil) dari pusat ledakan, mencakup area hingga 800 kilometer persegi.
Radius Luka Bakar Termal
Radiasi termal (panas) dari ledakan dua megaton dapat menyebabkan luka bakar tingkat tiga yang fatal pada orang yang tidak terlindungi dalam radius hingga 32 km (20 mil), mencakup area ribuan kilometer persegi.
Perbandingan Khabarovsk dan Belgorod
Ini bukan sekadar peningkatan teknologi, melainkan lompatan kualitatif dalam doktrin nuklir Rusia. Berbeda dengan Belgorod yang dimodifikasi untuk membawa Poseidon, Khabarovsk yang berpanjang 135 meter ini dirancang khusus untuk misi ini sejak awal, menjadikannya tulang punggung baru sistem pencegah nuklir Rusia di luar kerangka rudal balistik konvensional.
Peneliti dari Institut Internasional untuk Studi Strategis, Nick Childs, memperingatkan bahwa kapal ini meningkatkan kemampuan Rusia untuk melancarkan "serangan nuklir kedua", skenario Poseidon tetap bisa menghancurkan musuh meski seluruh instalasi nuklir Rusia sudah hancur duluan dalam serangan pertama.
Kekuatan destruktif Poseidon semakin mengerikan karena kemampuannya beroperasi secara otonom dalam waktu lama di kedalaman samudera, tak terpengaruh oleh sistem pertahanan anti-rudal yang ada.
Yang membuat Barat khawatir, tidak ada negara mana pun yang memiliki senjata sebanding dengan Poseidon. Torpedo ini memiliki keunggulan strategis karena mampu menembus sistem pertahanan rudal Barat yang dirancang untuk mencegat rudal balistik, bukan torpedo otonom bertenaga nuklir.
Pemburu Kapal NATO
Meskipun peran spesifik kapal selam Khabarovsk masih menjadi misteri, beberapa spekulasi telah muncul mengenai potensi penggunaannya. Spekulasi ini datang dari para ahli yang mencoba memahami kemampuan dan tujuan kapal selam yang dirahasiakan ini.
Salah satu spekulasi yang diajukan adalah Khabarovsk dapat digunakan untuk operasi pemburuan terhadap kelompok kapal tertentu. Spekulasi lainnya adalah kapal selam ini mungkin memiliki peran yang mirip dengan kapal selam rudal balistik, yang dapat berkontribusi pada strategi pencegahan nuklir suatu negara.
Penting untuk diingat bahwa skenario-skenario ini sebagian besar bersifat spekulatif karena informasi mengenai Khabarovsk sangat terbatas. Kurangnya detail yang dikonfirmasi menambah elemen misteri seputar kapal selam ini dan bagaimana ia akan diintegrasikan ke dalam kekuatan maritim.
Namun demikian, laporan itu juga menyebutkan, bahwa NATO, khususnya AS dan Inggris, masih unggul dalam perang antikapal selam, meski fokus mereka pada kontra-terorisme dalam beberapa dekade terakhir menyebabkan investasi yang lebih kecil dibandingkan Rusia.
Menanggapi ancaman ini, Inggris telah meluncurkan proyek "Benteng Atlantik" yang ambisius. Proyek ini melibatkan fregat modern dengan sistem deteksi akustik bertenaga AI, ditambah armada drone dan kapal selam, untuk memantau setiap pergerakan mencurigakan di Samudra Atlantik Utara, sebuah upaya untuk mengimbangi ancaman bawah laut baru yang mengintai di kedalaman.(*)