Perusahaan Makanan Kemasan Dorong Regulasi Pengendalian Plastik

Rabu, 05 November 2025 | 23:43:19 WIB
Republika/Thoudy BadaiLaporan terbaru mengungkapkan perusahaan-perusahaan makanan kemasan, termasuk Nestlé, PepsiCo, dan Unilever, berjanji berkolaborasi untuk memangkas penggunaan plastik. (ilustrasi)

London,sorotkabar.com -- Laporan terbaru mengungkapkan perusahaan-perusahaan makanan kemasan, termasuk Nestlé, PepsiCo, dan Unilever, berjanji berkolaborasi untuk memangkas penggunaan plastik. Mereka juga berkomitmen mendorong pemerintah menetapkan regulasi pengendalian plastik.

Langkah ini diambil setelah perundingan mengenai pengendalian produksi plastik, yang merupakan sumber utama polusi global di Jenewa, Swiss, pada Agustus lalu tidak menghasilkan kesepakatan. Gagalnya perundingan itu memupus harapan dunia untuk segera mengatasi pencemaran plastik.

Banyak aktivis lingkungan pesimis dunia dapat mengurangi produksi plastik selama Donald Trump masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Pasalnya, aliansi perusahaan yang berupaya membatasi dampak pemanasan global menghadapi tekanan dari pemerintahan Trump.

Presiden AS tersebut mendesak perusahaan multinasional menarik inisiatif yang bertujuan melindungi iklim. Namun, laporan 2030 Plastics Agenda for Business yang dirilis Ellen MacArthur Foundation memberi secercah harapan bagi aktivis keberlanjutan.

“Tentu saja menggembirakan melihat perusahaan-perusahaan multinasional ini berkomitmen ulang terhadap pengurangan plastik, namun kredibilitas terletak pada bukti, bukan janji,” kata konsultan keberlanjutan Kelly Cooper, Senin (4/11/2025), dikutip dari laman Reuters.

Cooper, yang juga penulis penelitian di Harvard University tentang dampak pergeseran politik terhadap keberlanjutan perusahaan, menulis bersama Neil Hawkins, penasihat penelitian di Harvard, dalam Harvard Business Review bahwa koalisi perusahaan dalam isu perubahan iklim kini kian melemah.

Mayoritas dari 75 perusahaan yang diteliti ingin mengurangi tekanan politik dan menghindari serangan dari aktivis dengan membatasi pernyataan publik mengenai kemajuan keberlanjutan mereka. Strategi ini dikenal sebagai greenhushing.

Eksekutif bidang plastik Ellen MacArthur Foundation, Rob Opsomer, mengatakan perusahaan mungkin kurang bersemangat menggembar-gemborkan upaya keberlanjutan mereka. Namun sejauh ini, para penandatangan komitmen global pengendalian plastik, yang mewakili sekitar 20 persen kemasan plastik dunia, telah melipatgandakan penggunaan bahan daur ulang antara 2018 dan 2024.

Capaian itu jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata pasar global. Opsomer menekankan kerja sama antarkorporasi sangat penting untuk menunjukkan kepada pembuat kebijakan bahwa solusi pengurangan plastik bisa diterapkan secara luas dan efektif.

Ia mengibaratkan hubungan antara regulasi dan aksi korporasi seperti “situasi ayam dan telur”, di mana pemerintah baru akan membuat aturan jika yakin dunia usaha siap dan memiliki solusi nyata.(*) 
 

Terkini