Guru SMAN 2 Karanganyar Ciptakan Aplikasi Deteksi Keamanan Menu MBG

Jumat, 17 Oktober 2025 | 23:14:09 WIB
Taupik Mulyadi, guru SMAN 2 Karanganyar memperlihatkan aplikasi Safe Eat MBG yang bisa mendeteksi keamanan MBG sebelum dikonsumsi. (Beritasatu.com/Abdul Alim)

Karanganyar,sorotkabar.com – Kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terus meluas di berbagai daerah mendorong Taupik Mulyadi berinovasi. 

Guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 2 Karanganyar, Jawa Tengah ini menciptakan aplikasi Safe Eat MBG. Aplikasi ini dirancang untuk membantu memastikan kualitas menu MBG sebelum dikonsumsi penerima manfaat.

Taupik menjelaskan ide tersebut muncul setelah sejumlah orang tua siswa menyampaikan kekhawatiran tentang keracunan MBG melalui pesan pribadi. 

“Orang tua japri saya lewat WhatsApp, bilang khawatir anaknya ikut program MBG. Dari situ saya terpikir membuat aplikasi untuk membantu pengujian makanan secara cepat dan obyektif,” ujar Taupik, Jumat (17/10/2025).

Aplikasi Safe Eat MBG menggunakan metode pengujian visual organoleptik, yaitu penilaian kualitas bahan pangan berdasarkan pengamatan bau, warna, dan tekstur. 

“Saya memanfaatkan pemrograman dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu proses analisis. Dari hasil referensi dan uji coba, akhirnya lahirlah aplikasi ini,” jelasnya.

Aplikasi berbasis Android ini memiliki dua komponen utama. 

Pertama, pengguna, dalam hal ini petugas MBG atau food taster, mengunggah foto makanan secara terpisah, meliputi nasi, lauk, sayur, buah, dan susu.

Kedua, setiap foto kemudian diproses oleh sistem untuk dianalisis berdasarkan sejumlah indikator mutu yang telah dirujuk dari literatur.

“Petugas MBG kadang ragu menentukan makanan layak atau tidak layak konsumsi. Aplikasi ini membantu memberikan keputusan lebih tepat. Hasil akhir didapat dari kombinasi 60% penilaian food taster dan 40% hasil analisis aplikasi,” ujarnya.

Hasil pengujian terbagi menjadi tiga kategori, yakni layak konsumsi, waspada, dan tidak layak konsumsi.

Jika muncul hasil “waspada”, aplikasi akan menunjukkan komponen mana yang berpotensi bermasalah, apakah nasi, sayur, atau buah. 

“Dari situ, petugas bisa segera berdiskusi dan mengambil langkah cepat,” tambahnya.

Proses analisis hanya memerlukan waktu sekitar lima menit. Dalam uji coba awal, aplikasi menunjukkan hasil 8% akurat saat menggunakan input satu foto ompreng makanan, dan semakin meningkat setelah diperbaiki dengan foto per item makanan.

Aplikasi Safe Eat MBG kini sedang dalam tahap pengembangan lanjutan agar dapat digunakan lebih luas di sekolah-sekolah penyelenggara program MBG di Kabupaten Karanganyar bahkan daerah lain.(*) 
 

Terkini